Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

SENJA KALA di LANGIT GAZA

   Syafruddin S ( Participants Sekolah Kepenulisan Dakwah 2) Deru debu biru menghempaskan sosok itu. Napas harum mentosnya menghentak tajam. Sejenak dia mengatur ritmenya sembari membalut luka tembak lengan tangan kanan nya yang nyaris putus dengan seutas kawat. Baginya luka tak terpisahkan dari jiwa Gaza. Gaza raga dan jiwanya sekuat tenaga bertahan diantara reruntuhan puingnya. Drone yang mengitarinya dihempaskan dengan sebilah tongkat. Sebutir peluru sniper menghembuskan napasnya dengan senyuman. *** Aku terhenyak dalam duka lara yang menghimpit. Gejolak darah mudaku memerah saga. Antara hampa dan realita. "Benarkah sang Komandan telah syahid !?," tanyaku dalam diri tak percaya. "Ya Allah ya Rabbi...," teriakan bersuara serak diiringi isak tangis tak berarak menghentak kebisuan ku. Ahmed terhenyak di antara sofa butut tak berbentuk. Tangisnya kian berderai. "Tenangkan dirimu Ahmed..., ada apa !?," sapaku penuh keheranan. "Sang Komandan....sang Koma...

Sirnanya Fitrah Ketauhidan

Komariyah ( Participants Sekolah Kepenulisan Dakwah 2 ) Seorang lelaki berada di atas punggung seekor keledai, yang tengah berusaha naik ke bukit Husban. Jiwa lelaki itu bergejolak penuh amarah. Ia ingin melakukan perlawanan terhadap lelaki pilihan Allah yaitu Nabi Musa AS.  Nabi Musa telah mengingatkan dirinya yang telah tersesat dari jalan kebenaran. Namun bukannya bertaubat,  bahkan telah menuding Nabi Musa telah merendahkan dan merugikan dirinya, padahal apa yang terjadi akibat ulahnya sendiri, yaitu membela kebatilan demi meraih kemewahan dunia. Penunggang keledai itu bernama Bal'am bin Ba'ura.  Malik bin Dinar mengatakan, "Ia adalah seorang  ulama dari Bani Israil yang doanya senantiasa dikabulkan. Mereka mendahulukannya ketika menghadapi berbagai kesulitan. Dialah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya.( فَٱنسَلَخَ مِنْهَا ), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu." Bal'am bin Ba'ura kemudian kehilangan kemuliaannya. Allah telah mencabut darinya,...

LALAI YANG TERPUJI

  Aunur Rafiq Saleh ( Coach Sekolah Kepenulisan Dakwah 2) وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ “… dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (al-A’raf: 205) • Lalai adalah lenyapnya sesuatu dari ingatan, fikiran dan hati, sehingga terlupakan dan tidak terpikirkan lagi. • Penyakit lalai bisa merusak hati, hingga membuat seorang Muslim tidak teringat lagi berbagai hal yang seharusnya selalu diingat dan dipikirkan lalu dilakukan atau ditinggalkan, sesuai tuntutannya. •Ada dua macam lalai: Terpuji dan tercela. •Lalai yang terpuji disebutkan dalam firman Allah: إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ "Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah, dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar”. (an-Nur: 23) • Wanita-wanita salehah ini disebut الْغَافِلَاتِ karena di dalam hati dan fikiran mer...

ISLAM KAFFAH ADA DIMANA?

Sobari AR (Mantan Jurnalis Senior) Hidup sebagai muslim, terkadang sulit mempertemukan antara keinginan dan kenyataan. Kepinginnya selamat di dunia dan akhirat, nyatanya kita banyak dosa. Maunya rajin ibadah dan meningkatkan taqwa, tapi kadang sulit menghindari maksiat. Bertekad jadi mujahid dakwah, tapi kepentingan duniawi selalu mengejar kita. Sejatinya kita ini umat terbaik (Khairu Ummah) di antara umat-umat lain di atas permukaan bumi. Kenapa? Karena kita ditugaskan Allah SWT untuk menebarkan kebajikan dan mencegah kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar). Jalan hidup kita harusnya selalu di atas rel dakwah. Sampaikan walau satu ayat,” begitu pesan Rasulullah SAW. Menyukseskan dakwah itu fardu ain (kewajiban setiap muslim), “Nahnu du’at qobla kulli syai’in” (kita ini da’i sebelum menjadi apapun). Setiap muslim adalah aktifis dakwah, penolong agama Allah, kalo perlu jadi pejuang Islam sejati. Karena cita-cita muslim tertinggi adalah “hidup mulia atau mati syahid” (QS. Ali imran: 110, As...

MENGULIK ALASAN

  Epit Rahmayati (Coach Sekolah Kepenulisan Dakwah 2) Ia tersadar telah tertinggal dalam perang Tabuk. Bukan, bukan karena ketidak mampuannya ia tertinggal. Bahkan ia merasa dalam kondisi sangat prima dengan perbekalan memadai. Namun, ia tertinggal karena tak mampu menepis bisikan yang merayu, meniup-niupkan kata 'nanti', hingga ia benar-benar tertinggal! Ia malu, malu pada diri, malu pada sekitar dan tentu malu pada Allah dan Rasul-Nya. Dari sekian yang tertinggal kebanyakan orang-orang yang memang secara syar'i  diperbolehkan tinggal dan atau orang yang terindikasi dalam kemunafikan. Inginnya Ka'ab merangkai kata, menyusun ba'it. Pada saat Nabi meminta alasan. Ka'ab pasti sanggup, ia termasuk pemuka kaum, orator ulung pandai bernegosiasi. Tapi, tidak! Ka'ab tak kuasa. Lidahnya kelu tertahan nurani kejujuran. Ia tertunda dari Tabuk, karena terpesona keadaan, menjustifikasi kata 'nanti' hingga menyeret pada kelalaian. Ka’ab bin Mâlik, Hilal bin Umayy...

5 SIFAT ULAMA AKHIRAT

Aunur Rafiq Saleh (Coach Sekolah Kepenulisan Dakwah ) • Ada sejumlah sifat dan tanda pengenal bagi ulama yang baik dan arif. Sebagian sifat dan tanda pengenal itu disebutkan oleh Imam al-Ghazali di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. Beliau berkata: و قيل خمس من الاخلاق هي من علامات علماء الاخرة مفهومة من خمس ايات من كتاب الله "الخشية و الخشوع والتواضع و حسن الخلق و ايثار الاخرة على الدنيا و هو الزهد” "Ada lima akhlak termasuk tanda-tanda ulama akhirat. Lima akhlak ini difahami dari lima ayat al-Quran, yaitu rasa takut, khusyu’, tawadhu’, berakhlak baik dan lebih mengutamakan akhirat dari pada dunia, yaitu zuhud”. 1- Rasa Takut Adapun rasa takut, difahami dari firman Allah:  ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ “...Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun”. (Fathir: 28) • Seorang ulama akhirat pasti memiliki  rasa takut yang tinggi kepada Allah. Karena ia sangat...

INTERVENSI ALLAH

  Djoko P. Abdullah Selembar daun yang gugur dan kekuasaan yang tumbang selalu dalam Intervensi Allah. Apakah manusia punya momen dimana dia terlepas dari intervensi Allah? Sehingga dia begitu bebas tanpa intervensi pihak manapun menentukan dirinya sukses atau gagal? Angin yang tiba-tiba berhembus kencang atau perjumpaan dengan teman lama yang tak direncanakan, kebetulan atau Intervensi Allah? Fenomena di sekitar kita sangat  mengagumkan untuk kita amati. Kita ambil contoh tumbuh-tumbuhan misalnya, yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Ia tumbuh dan berkembang tak lepas dari Intervensi Allah. Untuk tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan sarana yang telah disediakan Allah: tanah dengan kandungan zat-zatnya, seperti air, garam, natrium, kalsium, magnesium dan yang lain seperti  udara serta sinar matahari yang dengan itu tanaman bisa berasimilasi dan sebagainya. Konklusi yang bisa tarik, bahwa untuk menuju ke hasil akhir, setiap makhluk  tak bisa lepas dari Intervens...

MEMILIH KEPUTUSAN

Penulis:  Komariyah   (participants Sekolah Kepenulisan Da'wah Batch #2) Lelaki itu sempat terkesima, karena dalam waktu lima menit harus mengambil sebuah keputusan penting. Bukan semata tentang dilema, tetapi hati kecilnya sempat bertanya kenapa sang komandan tak memilihnya untuk memberikan hadiah itu kepada dirinya. Sungguh hadiah itu  sangat ia impikan dan rindukan, karena sampai saat itu belum pernah umrah ataupun haji.  Pikiran menginginkan hadiah itu segera ditepisnya, karena itu bukan rejekinya. Rezekinya adalah dipercaya oleh atasannya untuk memilih  orang yang pantas untuk berangkat umrah gratis.  Lelaki dengan pangkat kolonel itu merasa bayangan wajah sekian orang  berkelebatan di kepalanya. Didikan militer saat diberi tugas biasanya akan lantang dijawab dalam hitungan detik, tetapi kali ini diberi waktu lima menit untuk menyebut satu nama. Sungguh pilihan sulit, karena ia merasa semua orang di sekelilingnya baik dan rata-rata rajin salat ber...

Salam...

Menuju peradaban yang diinginkan seluruh manusia, semestinya memenuhi siklus:  Refleksi sejarah, Konteks kekinian dan Gagasan masa depan. Dari ketiga unsur ini, ada satu kesamaan, yaitu kebutuhan akan narasi. Paling tidak, jangan sampai kita semua tersesat pada jalan yang berkebalikan, yakni alih-alih membangun peradaban, malah justru memundurkan peradaban karena salah dalam menerjemahkan   core   (inti) dari setiap unsur pembangun peradaban itu sendiri. Dalam Islam, kita mengenal istilah adab sebelum ilmu, ilmu sebelum 'amal dan menariknya kita perlu mengetahui sekaligus mengerjakan 'amaliyah yang menguatkan adab. Disinilah titik yang mempertemukan ketiganya, yaitu narasi.  Pembaca, selamat menikmati:  narasi untuk sivilisasi